Senin, 13 Desember 2010

Uji Kenormalan Sampel ( Sampel K-S dalam SPSS)

Salam statistikawaN!!!!

Bingung dengan Uji  Kenormalan Sampel ( Sampel K-S dalam SPSS)??
aku punya caranya di sini
mari belajar....

Sebelum melakukan uji beda, ada dua syarat yang harus sobat lakukan, yaitu:
1. Uji normalitas sampel
2. Uji homogenitas sampel

Kenapa perlu syarat ini? Beberapa buku hanya mencantumkan syarat ini tanpa memberikan argumen yang sah. Saya akan mencoba memberikan argumen saya mengenai hal tersebut.

Mengapa perlu uji normalitas sampel (Uji kenormalan sampel). Seperti diketahui bahwa Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat mempunyai distribusi normal.
Dari pernyataan sobat, saya menduga data tersebut adalah data hasil belajar. Bukankah sudah menjadi kesepakatan umum bahwa data hasil belajar berdistribusi normal? (artinya, yang memperoleh nilai sangat bagus dan sangat jelek rata-rata banyaknya sedikit, lebih banyak yang memperoleh nilai 4, 5, 6, dan 7)

Pengujian normalitas data menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus

dengan
fo : frekuensi yang diobservasi
fh : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya interval

Kriteria pengujian adalah
H0 : χhitung^2 < χtabel^2
H1 : χhitung^2 ≥ χtabel^2

dengan σ = 0,05 = 5%

Data berdistribusi normal jika χhitung2 < χtabel2 dengan taraf kesalahan 5% dan derajat kebebasan k – 1.

Pengujian kenormalan dengan menggunakan SPSS agak sedikit berbeda. SPSS pada dasarnya adalah software analisis data yang lebih digunakan untuk sosial science. Pada sosial science, diharapkan data tak normal. Berbeda dengan ilmu pasti macam IPA atau matematika, data yang diharapkan adalah data yang normal. Oleh karena itulah, jika pada analysis lain pada SPSS kita mengharapkan nilai sig-nya kurang dari 0.05, pada pengujian kenormalan, kita mengharapkan nilai sig.-nya adalah lebih dari 0.05.

Kita mulai: Misalkan kita punya data sebagai berikut:


Skor A
Skor B
80,00
50,00
56,67
23,33
70,00
20,00
56,67
43,33
76,67
26,67
83,33
36,67
36,67
46,67
53,33
6,67
50,00
36,67
60,00
40,00
30,00
50,00
36,67
80,00
86,67
53,33
76,67
43,33
13,33
73,33


Catatan: Index A dan B dapat disesuaikan dengan keadaan. Sobat ishaq menggunakan data pre-test dan data post-test. Sobat semua juga bisa menggunakan data kelas eksperimen dan data kelas kontrol sebagai pengganti index A dan B.

Berikutnya adalah memasukkan data ke SPSS. Perhatikan pada waktu mengentry SPSS, data skor A dan skor B dijadikan satu kolom. Hasil entry data pada SPSS setelah dikonversi adalah sebagai berikut:

Skor
80,00
56,67
70,00
56,67
76,67
83,33
36,67
53,33
50,00
60,00
30,00
36,67
86,67
76,67
13,33
50,00
23,33
20,00
43,33
26,67
36,67
46,67
6,67
36,67
40,00
50,00
80,00
53,33
43,33
73,33

Langkah analysis dengan menggunakan SPSS adalah menggunakan uji sampel KS (Kolmogorov Smirnov) adalah sebagai berikut:

Klik "Analyze" kemudian "Nonparametric Test" dilanjutkan dengan "1.-Sample K-S…"

Muncul dialog box sebagai berikut:

Masukkan variabel skor ke bagian kanan dengan meng-klik tombol dengan tepi hitam di sebelah tengah tersebut. Kamudian klik OK. Pada bagian out put muncul hasil berikut:
Perhatikan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.952 artinya tidak signifikan. Makna yang terkandung dari hasil tersebut adalah:

Data hasil belajar tersebut berdistribusi normal.

ESSAY


PRIBADI
GENERASI KINI VS GENERASI DULU
Setiap manusia di dunia ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berawal dari gumpalan darah berupa janin di dalam perut ibu kita. Semakin hari semakin terlihat bentuknya sampai tiba saatnya hadir di dunia ini. Proses tumbuh berkembang tak berhenti sampai di sini saja. Bukan hanya dilihat dari fisiknya, proses perubahan kepribadianpun terjadi. Berawal dari pribadi kekanak – kanakan kemudian seiring bertambahnya usia menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Menurut Mead  dalam teori kepribadiannya, melihat adanya tiga proses bertingkat di mana seseorang belajar memainkan peran dewasa; (I) masa persiapan (1-3 tahun), anak-anak meniru perilaku orang dewasa tanpa pengertian yang nyata (misalnya, seorang gadis kecil memeluk bonekanya, kemudian menggunakannya untuk memukul saudara laki - lakinya);  (II) masa bermain (3-4 tahun) ketika anak sudah memiliki pengertian perilaku tersebut, tetapi mengubah peran secara tidak teratur. Suatu saat anak laki-laki itu menjadi seorang ahli bangunan, menumpuk balok-balok satu dengan lainnya, dan sesaat kemudian ia merusaknya, atau pada suatu ketika ia menjadi polisi dan sesaat kemudian seorang astronot;  (III) tahap permainan, (4 sampai 5 tahun dan di atas 5 tahun) di mana perilaku peran menjadi menetap dan memiliki tujuan dan anak itu mampu merasakan peran pemain lain. Untuk bermain sepakbola, setiap pemain harus mengerti perannya sendiri dan juga peran pemain lain.
Banyak teori – teori tentang kepribadian, namun faktanya teori tersebut hanyalah sebuah teori. Itu terlihat dari pemuda zaman sekarang yang katanya digembor gemborkan menjadi tunas bangsa dan merupakan aset bangsa yang berharga kini  sangat memprihatinkan. Mereka lebih lambat dewasa. Bahkan persepsi dewasa sekarang disalah artikan. Seperti, merokok, pulang larut malam dan menonton film dewasa merupakan dewasa ala anak muda masa kini. Pemuda zaman sekarang belum memberikan kontribusi yang besar. Mereka belum bisa keluar dari perhatian terhadap dirinya sendiri. Kepribadiannya belum mapan atau belum dewasa. Yang dipikirkan kebanyakan adalah bermain, menyenangkan diri sendiri dan tidak mau berkorban. Bandingkan dengan masa-masa menjelang dan setelah Indonesia merdeka. Orang muda pada zaman tersebut saling bahu - membahu dalam meraih kemerdekaan dan mengembangkan negaranya. Pribadi Bung Karno dan Bung Tomo merupakan tauladan bagaimana orang muda pada waktu itu telah mampu keluar dari perhatian terhadap diri sendiri. Mereka memberikan kontribusi yang besar berupa kehidupan yang lebih luas tanpa tanggung-tanggung, bangsa dan negara Indonesia yang sangat besar! MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA! Demi kata – kata itu mereka yang masih belia rela berkorban, bercucuran keringat dan darah. Orang-orang muda pada zaman itu yang mengambil tanggung jawab mendirikan bangsa dan negara ini. Bukan orang – orang yang sudah berumur seperti sekarang. Tidakkah seharusnya kita malu dengan pribadi orang muda zaman dulu?? Sepertinya orang muda masa kini sudah tidak punya malu.
Sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. ( Hasan Al-Banna )
Sekarang, langkah apa yang dapat ditempuh untuk mengembangkan kepribadian anak-anak muda ? Suatu keharausan menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan disiplin kepada anak – anak muda. Aktif dalam berorganisasi yang memiliki program terstruktur seperti OSIS, sanggar seni, lembaga pengabdian, merupakan langkah lain yang dapat ditempuh.
Sebuah penelitian mengenai manfaat organisasi pemuda di Amerika memberikan gambaran yang menarik mengenai apa saja perkembangan yang dialami oleh para anggota organisasi yang diteliti. Larson dkk (2004), melakukan observasi dan wawancara terhadap para anggota dan pimpinan tiga organisasi yang berbeda basis kegiatan (pendidikan, seni, dan kemasyarakatan), masing-masing 3-4 bulan. Melalui hasil penelitian ini kita dapat melihat manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anggotanya.
Pribadi – pribadi anak muda zaman sekarang perlu berkaca kepada anak muda zaman pergerakan nasional. Perlu adanya pribadi – pribadi anak muda yang berpikir luas, berpikir ke depan dan lebih perhatian terhadap masalah bersama. Bung Karno berkata, “ Kirim aku 10 anak muda, maka akan kuasai negeri ini. Bangkit Pemudaku, Bangkit Indonesiaku !!!

Jumat, 10 Desember 2010

Apa itu Statistika???

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
sumbet: http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika