Senin, 13 Desember 2010

ESSAY


PRIBADI
GENERASI KINI VS GENERASI DULU
Setiap manusia di dunia ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berawal dari gumpalan darah berupa janin di dalam perut ibu kita. Semakin hari semakin terlihat bentuknya sampai tiba saatnya hadir di dunia ini. Proses tumbuh berkembang tak berhenti sampai di sini saja. Bukan hanya dilihat dari fisiknya, proses perubahan kepribadianpun terjadi. Berawal dari pribadi kekanak – kanakan kemudian seiring bertambahnya usia menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Menurut Mead  dalam teori kepribadiannya, melihat adanya tiga proses bertingkat di mana seseorang belajar memainkan peran dewasa; (I) masa persiapan (1-3 tahun), anak-anak meniru perilaku orang dewasa tanpa pengertian yang nyata (misalnya, seorang gadis kecil memeluk bonekanya, kemudian menggunakannya untuk memukul saudara laki - lakinya);  (II) masa bermain (3-4 tahun) ketika anak sudah memiliki pengertian perilaku tersebut, tetapi mengubah peran secara tidak teratur. Suatu saat anak laki-laki itu menjadi seorang ahli bangunan, menumpuk balok-balok satu dengan lainnya, dan sesaat kemudian ia merusaknya, atau pada suatu ketika ia menjadi polisi dan sesaat kemudian seorang astronot;  (III) tahap permainan, (4 sampai 5 tahun dan di atas 5 tahun) di mana perilaku peran menjadi menetap dan memiliki tujuan dan anak itu mampu merasakan peran pemain lain. Untuk bermain sepakbola, setiap pemain harus mengerti perannya sendiri dan juga peran pemain lain.
Banyak teori – teori tentang kepribadian, namun faktanya teori tersebut hanyalah sebuah teori. Itu terlihat dari pemuda zaman sekarang yang katanya digembor gemborkan menjadi tunas bangsa dan merupakan aset bangsa yang berharga kini  sangat memprihatinkan. Mereka lebih lambat dewasa. Bahkan persepsi dewasa sekarang disalah artikan. Seperti, merokok, pulang larut malam dan menonton film dewasa merupakan dewasa ala anak muda masa kini. Pemuda zaman sekarang belum memberikan kontribusi yang besar. Mereka belum bisa keluar dari perhatian terhadap dirinya sendiri. Kepribadiannya belum mapan atau belum dewasa. Yang dipikirkan kebanyakan adalah bermain, menyenangkan diri sendiri dan tidak mau berkorban. Bandingkan dengan masa-masa menjelang dan setelah Indonesia merdeka. Orang muda pada zaman tersebut saling bahu - membahu dalam meraih kemerdekaan dan mengembangkan negaranya. Pribadi Bung Karno dan Bung Tomo merupakan tauladan bagaimana orang muda pada waktu itu telah mampu keluar dari perhatian terhadap diri sendiri. Mereka memberikan kontribusi yang besar berupa kehidupan yang lebih luas tanpa tanggung-tanggung, bangsa dan negara Indonesia yang sangat besar! MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA! Demi kata – kata itu mereka yang masih belia rela berkorban, bercucuran keringat dan darah. Orang-orang muda pada zaman itu yang mengambil tanggung jawab mendirikan bangsa dan negara ini. Bukan orang – orang yang sudah berumur seperti sekarang. Tidakkah seharusnya kita malu dengan pribadi orang muda zaman dulu?? Sepertinya orang muda masa kini sudah tidak punya malu.
Sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. ( Hasan Al-Banna )
Sekarang, langkah apa yang dapat ditempuh untuk mengembangkan kepribadian anak-anak muda ? Suatu keharausan menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan disiplin kepada anak – anak muda. Aktif dalam berorganisasi yang memiliki program terstruktur seperti OSIS, sanggar seni, lembaga pengabdian, merupakan langkah lain yang dapat ditempuh.
Sebuah penelitian mengenai manfaat organisasi pemuda di Amerika memberikan gambaran yang menarik mengenai apa saja perkembangan yang dialami oleh para anggota organisasi yang diteliti. Larson dkk (2004), melakukan observasi dan wawancara terhadap para anggota dan pimpinan tiga organisasi yang berbeda basis kegiatan (pendidikan, seni, dan kemasyarakatan), masing-masing 3-4 bulan. Melalui hasil penelitian ini kita dapat melihat manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anggotanya.
Pribadi – pribadi anak muda zaman sekarang perlu berkaca kepada anak muda zaman pergerakan nasional. Perlu adanya pribadi – pribadi anak muda yang berpikir luas, berpikir ke depan dan lebih perhatian terhadap masalah bersama. Bung Karno berkata, “ Kirim aku 10 anak muda, maka akan kuasai negeri ini. Bangkit Pemudaku, Bangkit Indonesiaku !!!

3 komentar:

  1. jangan pake font warna oren, cukup membuat mata sakit dan pegel bacanya hasti.. :)
    mungkin diganti warna coklat muda..

    BalasHapus
  2. Rizal M Nur
    kalo yang ini asli buatan q mas,
    cuma tetep donk msih butuh referensi dri yg lain
    hhhehe
    adakah yg msih d komentari ttng tulisan atai tata bahas'y?? maklum nda terlalu pandai merangkai kata2



    Buat Fatim
    oke deh, nanti q ganti
    tulisanku gmna fatim???
    hhhehe

    BalasHapus